Minggu, 03 Maret 2013

multiple croping


TUGAS KULIAH
MULTIPLE CROPPING















OLEH :
MUHAMMAD ANTONY JEFRI PRATAMA
05101007038












PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

INDRALAYA
2013
I.  POLA TANAMAN
A.   Pengertian dan Tujuan
Pola tanaman adalah bentuk pemanfaatan sumberdaya alam dan manusia(lingkungan) dalam budidaya tanaman guna memperoleh hasil yang sebaik baik nya(maksimum-oftimum) secara berkelanjutan. (pemanfaatan SDA dan SDM, produksi Max/Opt, lestari dan berkesinambungan).
POLA tanam juga memiliki pengertian lain yaitu adalah pengaturan penggunaan lahan pertanaman dalam kurunwaktu tertentu. Tanaman dalam satu areal dapat diatur menurut jenisnya.Ada pola tanam monokultur, yakni menaman tanaman sejenis pada satu arealtanam. Ada pola tanam campuran, yakni beragam tanaman ditanam pada satuareal. Ada pula pola tanam bergilir, yaitu menanam tanaman secara bergilirbeberapa jenis tanaman pada waktu berbeda di aeral yang sama.
Pola tanam dapat digunakan sebagai landasan untuk meningkatkan produktivitas lahan. Hanya saja dalam pengelolaannya diperlukan pemahankaedah teoritis dan keterampilan yang baik tentang semua faktor yang menentukan produktivitas lahan tersebut. Biasanya, pengelolaan lahan sempituntuk mendapatkan hasil/pendapatan yang optimal maka pendekatan pertanianterpadu, ramah lingkungan, dan semua hasil tanaman merupakan produk utamaadalah pendekatan yang bijak.
Selain pola tanam, ada juga istilah yang disebut pola hubungan tanaman. Yaituhubungan yang dibentuk antar individu-individu tanaman pada lahan yang telahditanami. Pola hubungan tanaman bertujuan untuk mengatur agar semuaindividu tanaman dapat memanfaatkan semua lingkungan tumbuhnya agar tumbuh optimal dan seragam, serta untuk pertimbangan teknis lainnya. Adabeberapa macam pola hubungan tanaman. Pertama, pola hubungan barisan (rowspacing), pola hubungan ganda (double row spacing), pola hubungan sama sisi(square spacing), dan pola hubungan segitiga sama sisi (equidistance spacing)


B.    Devinisi
Pola tanam (cropping Pattern):
Suatau urutan pertama pada sebidang lahan selama periode tertentu (selama 1 tahun) termasuk tanah kosong.
Pola tanam berkembang sesuai dengan:
1)    Tanah dan Iklim
2)    Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
3)    Ekonomi
4)    Sosial budaya
Pola tanaman suatu daerah akan berbeda dengan daerah lainya.

C. Terminologi bidang sistem pertanian
1.     Sistem pertanian (Agricultural System)
2.     Sistem usaha tani ( Farming System)
3.     System pertanian (cropping system)
4.     Pola pertanaman (cropping pattern)
5.     Pertanaman ganda (multipple cropping)
6.     Pertanaman campuran (mixed cropping)
7.     Pertanaman tumpang sari (intercropping)
8.     Pertanaman tumpang gilir (rely cropping)
9.     Pertanaman bergilir (sequential crooping)
10.    Pertanaman bertingkat (multi story cropping)
11.    Pertanammn berlajur (strip/lane cropping)
12.    System surjan (alternating bed system



A.    Pengertian dan Tujuan
Sistem penanaman ganda merupakan sistem bercocok tanam dengan menanam lebih dari satu jenis tanaman dalam sebidang tanah bersamaan atau digilir. Bisa juga Multiple cropping atau sistem tanam ganda merupakan usaha petanian untuk mendapatkan hasil panen lebih dari satu kali dari jenis atau beberapa jenis pada sebidang tanah yang sama dalam satu tahun. Sistem ini dapat menunjang strategi pemerintah dalam rangka pelaksanaan program diversifikasi pertanian yang diarahkan untuk dapat meningkatkan optimalisasi pemanfaatan sumberdaya dengan tetap memperhatikan kelestariannya. 
Sistem pertanian ganda ini sangat cocok bagi petani kita dengan lahan sempit di daerah tropis, sehingga dapat memaksimalkan produksi dengan input luar yang rendah sekaligus meminimalkan resiko dan melestarikan sumberdaya alam. Selain itu keuntungan lain dari sistem ini : (a) mengurangi erosi tanah atau kehilangan tanah-olah, (b) memperbaiki tata air pada tanah-tanah pertanian, termasuk meningkatkan pasokan (infiltrasi) air ke dalam tanah sehingga cadangan air untuk pertumbuhan tanaman akan lebih tersedia, (c) menyuburkan dan memperbaiki struktur tanah, (d) mempertinggi daya guna tanah sehingga pendapatan petani akan meningkat pula, (e) mampu menghemat tenaga kerja, (f) menghindari terjadinya pengangguran musiman karena tanah bisa ditanami secara terus menerus, (g) pengolahan tanah tidak perlu dilakukan berulang kali, (h) mengurangi populasi hama dan penyakit tanaman, dan (i) memperkaya kandungan unsur hara antara lain nitrogen dan bahan organik. 
Menurut bentuknya, pertanaman ganda ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: pertanaman tumpangsari (Intercropping) dan pertanaman berurutan (Sequential Cropping). Sistem tumpang sari, yaitu sistem bercocok tanaman pada sebidang tanah dengan menanam dua atau lebih jenis tanaman dalam waktu yang bersamaan. Sistem tumpang sari ini, disamping petani dapat panen lebih dari sekali setahun dengan beraneka komoditas (deversifikasi hasil), juga resiko kegagalan panen dapat ditekan, intensitas tanaman dapat meningkat dan pemanfaatan sumber daya air, sinar matahari dan unsur hara yang ada akan lebih efisien.
Agar diperoleh hasil yang maksimal maka tanaman yang ditumpangsarikan harus dipilih sedemikian rupa sehingga mampu memanfaatkan ruang dan waktu seefisien mungkin serta dapat menurunkan pengaruh kompetitif yang sekecil-kecilnya. Sehingga jenis tanaman yang digunakan dalam tumpangsari harus memiliki pertumbuhan yang berbeda, bahkan bila memungkinkan dapat saling melengkapi. Dalam pelaksanaannya, bisa dalam bentuk barisan yang diselang seling atau tidak membentuk barisan. Misalnya tumpang sari kacang tanah dengan ketela pohon, kedelai diantara tanaman jagung, atau jagung dengan padi gogo, serta dapat memasukan sayuran seperti kacang panjang di dalamnya. 
Sistem penanaman ganda yang lain yaitu sistem tumpang gilir, yang merupakan cara bercocok tanaman dengan menggunakan 2 atau lebih jenis tanaman pada sebidang tanah dengan pengaturan waktu. Penanaman kedua dilakukan setelah tanaman pertama berbunga. Sehingga nantinya tanaman bisa hidup bersamaan dalam waktu relatif lama dan penutupan tanah dapat terjamin selama musim hujan.
Ada beberapa jenis multiple cropping, seperti mixed cropping, relay planting, intercropping dan lain-lain. Intercropping (tumpangsari) merupakan salah satu jenis multiple cropping yang paling umum dan sering dilakukan oleh petani di Indonesia. Biasanya pada system tumpangsari, hasil dari masing-masing jenis tanaman akan berkurang apabila dibandingkan dengan system monokultur, tetapi hasil secara keseluruhan lebih tinggi.
Multiple cropping merupakan system budidaya tanaman yang dapat meningkatkan produksi lahan. Peningkatan ini dapat diukur dengan besaran yaitu NKL (Nisbah Kesetaraan Lahan) atau LER (Land Equivalent Ratio). Sebagai contoh nilai NKL atau LER = 1,8; artinya bahwa untuk mendapatkan hasil atau produksi yang sama dengan 1 hektar diperlukan 1,8 hektar pertanaman secara monokultur.

Description: Ru
HA1 = Hasil jenis tanaman A yang ditanam secara tumpangsari.
HB1 = Hasil jenis tanaman B yang ditanam secara tumpangsari.
HA2 = Hasil jenis tanaman A yang ditanam secara monokultur.
Pada prinsipnya teknik budidaya tanaman sama, seperti tanaman pangan, industri, atau yang lainnya. Bentuk sistem budidaya sangat bermacam, contohnya Multiple Croping. Bentuk sistem Multiple Croping yang telah lama dikenal adalah tanaman campuran, tumpang sari dan pergiliran tanaman kemudian tanaman sisipan. Tumpang sari sering dijumpai di daerah sawah tadah hujan, tegalan dataran rendah maupun dataran tinggi. Tumpang sari di dataran rendah biasanya terdiri dari berbagai macam palawija atau padi dan palawija, sedangkan di dataran tinggi biasanya terdiri dari berbagai macam tanaman hortikultura (sayuran) (Thahir, M. et al. 1985).
Peran lain dari multiple cropping adalah dapat mengurangi resiko kegagalan panen satu jenis tanaman serta stabilitas biologis, dapat menyerap tenaga kerja, penggunaan cahaya matahari lebih efisien, dapat menekan pertumbuhan gulma dan mencegah erosi.

B.     Jenis – Jenis Multiple Cropping
Ada beberapa jenis multiple cropping, seperti mixed cropping, relay planting, intercropping dan lain-lain.
1.      Tumpang sari (Intercropping)
Tumpangsari adalah penanaman lebih dari satu tanaman pada waktu yang bersamaan atau selama periode tanam pada satu tempat yang sama. Beberapa keuntungan dari sistem tumpangsari antara lain pemanfaatan lahan kosong disela-sela tanaman pokok, peningkatan produksi total persatuan luas karena lebih efektif dalam penggunaan cahaya, air serta unsur hara, disamping dapat mengurangi resiko kegagalan panen dan menekan pertumbuhan gulma (Herliana, 1996).
Keuntungan tumpang sari yaitu:
o   Mencegah dan mengurangi pengangguran musim
o   Memperbaiki keseimbangan gizi masyarakat petani
o   Adanya pengolahan tanah yang minimal
o   Jika tanaman tumpang sari berhasil semua, masih dapat diperoleh nilai tambah
o   Mengurangi erosi dan jika salah satu tanaman gagal panen, dapat diperoleh tanaman yang satu lagi (Thahir, 1999).












            Salah satu jenis tanaman yang dapat dijadikan sebagai tanaman sela pada tanaman jagung adalah tanaman kedelai. Tanaman jagung dan kedelai memungkinkan untuk ditumpangsari karena tanaman jagung menghendaki nitrogen tinggi, sementara kedelai dapat memfiksasi nitrogen dari udara bebas sehingga kekurangan nitrogen pada jagung terpenuhi oleh kelebihan nitrogen pada kedelai (Thahir, 1999).
            Jagung dan kedelai yang ditanam secara tumpang sari akan terjadi kompetisi dalam memperebutkan unsur hara, air dan sinar matahari. Sehingga pengaturan sistem tanam dan pemberian pupuk sangat penting untuk mengurangi terjadinya kompetisi tersebut.
a.       Perbedaan Tumpang Sari dan Monokultur

Tumpang sari
Monokultur
-          Akan terjadi peningkatan efisiensi (tenaga kerja, pemanfaatan lahan maupun penyerapan sinar matahari),
-          Populasi tanaman (berbeda) dapat di atur sesuai yang dikehendaki
-          Dalam satu areal diproduksi lebih dari satu komonitas
-          Tetap mempunyai peluang mendapatkan hasil manakala satu jenis tanaman yang diusahakan gagal
-          Kombinasi beberapa jenis tanaman dapat menciptakan beberapa jenis tanaman dapat menciptakan stabilitas biologis sehingga dapat menekan serangan hama dan penyakit serta mempertahankan kelestarian sumber daya lahan dalam hal ini kesuburan tanah.
-          Tidak terjadi peningkatan efisiensi

-          Tidak dapat mengatur populasi, karena hanya terdapat satu jenis
-          Hanya memproduksi satu komonitas
-          Tidak ada peluang bila satu jenis tanaman yang diusahakan gagal

-          Kombinasi beberapa jenis tanaman dapat menciptakan beberapa jenis tanaman dapat menciptakan stabilitas biologis sehingga dapat menekan serangan hama dan penyakit serta mempertahankan kelestarian sumber daya lahan dalam hal ini kesuburan tanah.

b.      Syarat – syarat Tumpang Sari
-       Famil harus sama agar pola pertumbuhan dan bahan makanan yang diperlukan sama dan tidak saling menghambat pertumbuhan
-       Bagian tanaman yang dipanen setidaknya harus sama agar hama yang akan menyerang tidak focus pada satu jenis tanaman saja
-       Syarat tumbuh tanaman harus diperhatikan agar tidak saling berebut kebutuhan nutrisi.
-          Sistem perakaran harus berbeda, jika sistem perakaran sama maka tanaman tersebut akan memperebutkan unsure hara yang terkandung dalam tanah yang dapat mengakibatkan penghambatan tubuh tanaman ( Tim Dosen DBT. 2010).

2.      Tumpang gilir ( Multiple Cropping )
Tumpang gilir ( Multiple Cropping ),,dilakukan secara beruntun sepanjang tahun dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain untuk mendapat keuntungan maksimum.







Faktor-faktor tersebut adalah :
·         Pengolahan yang bisa dilakukan dengan menghemat tenaga kerja, biaya pengolahan tanah dapat ditekan, dan kerusakan tanah sebagai akibat terlalu sering diolah dapat dihindari
·         Hasil panen secara beruntun dapat memperlancar penggunaan modal dan meningkatkan produktivitas lahan
·         Dapat mencegah serangan hama dan penyakit yang meluas
·         Kondisi lahan yang selalu tertutup tanaman, sangat membantu mencegah terjadinya erosi
·         Kondisi lahan yang selalu tertutup tanaman, sangat membantu mencegah terjadinya erosi
·         Sisa komoditi tanaman yang diusahakan dapat dimanfaatkan sebagai pupuk hijau
Contoh: jagung muda, padi gogo, kedelai, kacang tanah, dll.

3.      Tanaman Bersisipan ( Relay Cropping )
Tanaman Bersisipan ( Relay Cropping ), Merupakan pola tanam dengan menyisipkan satu atau beberapa jenis tanaman selain tanaman pokok (dalam waktu tanam yang bersamaan atau waktu yang berbeda).
Pada umumnya tipe ini dikembangkan untuk mengintensifikasikan lahan. Dengan demikian kemampuan lahan untuk menghasilkan sesuatu produk pangan semakin tergali. Oleh karena itu pengelola dituntut untuk semakin jeli menentukan tanaman apa yang perlu disisipkan agar waktu dan nilai ekonomisnya dapat membantu dalam usaha meningkatkan pendapatan.
 Contoh: jagung disisipkan kacang tanah, waktu jagung menjelang panen disisipkan kacang panjang.
4.      Tanaman Campuran ( Mixed Cropping ),
Tanaman Campuran ( Mixed Cropping ), Merupakan penanaman terdiri beberapa tanaman dan tumbuh tanpa diatur jarak tanam maupun larikannya, semua tercampur jadi satu. Lahan efisien, tetapi riskan terhadap ancaman hama dan penyakit.
Contoh: tanaman campuran seperti jagung, kedelai, ubi kayu.
5.      Tanaman bergiliran ( Sequential Planting)
Merupakan penanaman dua jenis tanaman atau lebih yang dilakukan secara bergiliran. Setelah tanaman yang satu panen kemudian baru ditanam tanaman berikutnya pada sebidang lahan tersebut.



DAFTAR PUSTAKA
Endry.2013. Pengertian Dan Tujuan Pola Tanaman http://endrymesuji. blogspot.com/2012/06/pengertian-dan-tujuan-pola-tanaman.html. diakses 09 Januari 2013.

Kanisius. 1983. Dasar-dasar Bercocok Tanam. Kanisius, Yogyakarta.

Thahir S.M., Hadmadi. 1985. Tumpang Gilir. Yasaguna, Jakarta.

Tim Dosen DBT. 2010. Agronomi. Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang

Wibowo. 2013. Multiple Cropping. http://wibowo19.wordpress.com/2009/10/28/ multiple-cropping/. Diakses 09 Januari 2013.